Laba Emiten Sawit Ini Terbang 185%, Kok Bisa?
JAKARTA, investor.id – Emiten perkebunan dan industri pengolahan kelapa sawit, PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) atau STA Resources mencatatkan laba bersih Rp 260 miliar pada semester I-2024, melesat 185% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 91 miliar.
Pencapaian kinerja positif itu didukung oleh kenaikan harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan peningkatan volume produksi. Adapun margin laba bersih STA Resources mencapai 18,3%.
Selain laba bersih, STA Resources juga berhasil meningkatkan penjualan sebesar 15,2% menjadi Rp 2,69 triliun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 2,33 triliun.
“Dengan adanya peningkatan produktivitas operasional serta didukung oleh kenaikan harga CPO, perseroan berhasil membukukan fundamental kinerja yang sangat solid,” kata Head of Investor Relations STA Resources, Edward Wijaya dalam keterangannya, Senin (29/7/2024).
Adapun margin EBITDA emiten berkode saham STAA tersebut mencapai 30,3%. Alhasil, EBITDA melejit 61% menjadi Rp 818 miliar pada semester I-2024 dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 508 miliar. Laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk (PATMI) juga meningkat 91,9% menjadi Rp 423 miliar dari Rp 221 miliar.
Dari sisi neraca keuangan, total aset STAA per 30 Juni 2024 meningkat 4,9% menjadi Rp 7 triliun dari posisi akhir 2023 yang sebesar Rp 6,68 triliun. Total ekuitas STAA naik menjadi Rp 4,93 triliun dari Rp 4,8 triliun. Liabilitas meningkat menjadi Rp 2,07 triliun dari Rp 1,87 triliun.
Secara operasional, STAA berhasil meningkatkan produksi tandan buah segar (TBS) sebesar 6,5% menjadi 481.319 ton dan yield TBS naik 8,4% menjadi 10,8 ton/ha pada semester I-2024.
Saat ini, STAA tengah menggarap beberapa proyek. Pertama, konstruksi ekspansi pabrik pengolahan minyak kelapa sawit ke-10 di bawah PT Flora Nusa Perdana di Kalimantan Tengah. Pabrik tersebut akan meningkatkan total kapasitas produksi CPO perseroan dari 450 ton/jam menjadi 495 ton/jam.
Kedua, pembangunan refinery plant pertama perseroan di bawah PT Sumber Tani Agung Oils and Fats di Lubuk Gaung, Riau, dengan kapasitas 2.000 ton per hari. Fasilitas itu dilengkapi dengan tangki penyimpanan berkapasitas 64.000 ton dan pelabuhan yang dapat menampung kapal hingga 50.000 DWT.
Ketiga, peningkatan kapasitas pabrik kernel crushing plant (KCP) di bawah PT Karya Serasi Jaya Abadi di Tebing Tinggi, dari 300 ton menjadi 600 ton per hari.
Proyek-proyek tersebut diperkirakan selesai dan mulai commissioning pada akhir 2024. “STAA akan terus berupaya untuk tumbuh secara berkelanjutan dan memberikan nilai tambah kepada seluruh pemegang saham dan pemangku kepentingan," ujar Edward.